Kapal Kayu Muatan Semen Tenggelam, ABK Masih Hilang

Kecelakaan laut yang melibatkan Kapal Layar Motor (KLM) Green 6 baru-baru ini terjadi di perairan Terumbu Stail Pulau Moro, Kabupaten Karimun, Kepulauan Riau. Kapal tersebut dilaporkan tenggelam dengan muatan 3.900 sak semen yang setara dengan 195 ton, menimbulkan kepanikan di kalangan anggota keluarga dan masyarakat setempat.

Dalam insiden ini, satu orang Anak Buah Kapal (ABK) dinyatakan hilang, sementara upaya pencarian masih berlangsung. Kejadian ini menggugah perhatian banyak pihak, terutama tentang keselamatan pelayaran di perairan yang rentan kecelakaan.

Saat kapal tenggelam, empat ABK lainnya berhasil ditemukan dan dievakuasi dalam keadaan selamat. Mereka diselamatkan oleh tim SAR gabungan dari Basarnas Tanjungpinang yang segera merespons laporan kejadian itu.

Kepala Basarnas Tanjungpinang, Fazzli, menjelaskan bahwa pihaknya masih melakukan penyisiran di sekitar lokasi tenggelamnya kapal. Langkah-langkah penyelamatan selalu diprioritaskan, dan keberadaan kapal lainnya di sekitar lokasi juga membantu operasi penyelamatan ini.

Rincian Kapal dan Muatan yang Terlibat

Kapal Layar Motor (KLM) Green 6 berlayar dari Pelabuhan PT. Semen Bosowa Kabil Batam pada hari Jumat, 24 Oktober, menuju Kabupaten Karimun. Dalam perjalanan itu, kapal memuat semen dalam jumlah yang cukup signifikan, yang semakin memperburuk situasi saat kapal mengalami masalah.

Setelah memasuki perairan Pulau Moro, KLM Green 6 diduga kandas dan mengalami kebocoran akibat terdampar di karang. Kecelakaan ini menunjukkan pentingnya navigasi yang aman di perairan yang berpotensi berbahaya bagi kapal.

Pihak berwenang juga menyatakan bahwa dalam situasi darurat seperti ini, kecepatan dan respon dari pihak yang membantu sangat krusial. Selain itu, informasi yang jelas tentang lokasi dan kondisi cuaca juga memainkan peran penting dalam mencegah kecelakaan serupa di masa mendatang.

Langkah-langkah Evakuasi dan Keselamatan

Setelah kapal mengalami kecelakaan, proses evakuasi segera dilaksanakan oleh kapal lain yang berada di sekitar lokasi. Kapal bantuan, KM MELCI 88/GT.29, berpartisipasi dalam menyelamatkan ABK yang terjebak di kapal yang tenggelam tersebut.

Kepala Basarnas mengonfirmasi bahwa tim SAR gabungan dari berbagai instansi terlibat dalam evakuasi, termasuk Polairud dan Lanal Tanjung Balai Karimun. Hal ini menunjukkan kolaborasi antarinstansi dalam menangani bencana atau kecelakaan di laut.

Empat ABK yang diselamatkan adalah Baharudin (50 Tahun), Edy Gusyadi (47 Tahun), Hasian (21 Tahun), dan Akuang (70 Tahun). Mereka berhasil dibawa ke tempat aman dan menerima perawatan yang diperlukan.

Keberadaan ABK Hilang dan Dampak pada Keluarga

Satu orang ABK, Andika yang berusia 18 tahun, dilaporkan hilang dalam kejadian ini. Keberadaannya menjadi perhatian khusus, dan pencarian yang intensif dilakukan di area sekitar kapal tenggelam.

Situasi ini tentunya membawa dampak mendalam bagi keluarga Andika serta rekan-rekannya yang khawatir akan keselamatannya. Mereka berharap agar proses pencarian membuahkan hasil.

Keluarga para ABK yang terlibat dalam insiden tersebut juga menerima dukungan dari komunitas dan pemerintah setempat, yang membantu meringankan beban psikologis akibat situasi genting ini.

Related posts